Betak SMA Bugisiah dan SMA An-Nur, Penulis membuat kajian di SMK Benut sahaja dan melalui kajian ini dapat menunjukkan dapatan tentang habluminallah dan habluminannas dalam kalangan remaja berumur 13 tahun hingga 18 tahun. BAB 2 KAJIAN LITERATUR 2.1 Kajian Literatur. 15 Konsep Habluminallah berkaitan dengan pendidikan yang merangkumi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Habluminannas dan Habluminallah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Habluminannas dimaknai secara bahasa artinya hubungan dengan manusia sedangkan Habluminallah artinya hubungan dengan pokok manusia beragama adalah penyerahan diri. Ia menyerahkan diri kepada sesuatu yang Maha Ghaib lagi Maha Agung. Ia tunduk lagi patuh dengan rasa hormat dan khidmat. Ia berdo'a, bersembahyang, dan berpuasa sebagai hubungan vertikal habluminallah dan ia juga berbuat segala sesuatu kebaikan untuk kepentingan sesama umat manusia habluminannas, karena ia percaya bahwa semua itu diperintahkan oleh Zat Yang Maha Ghaib serta Zat Yang Maha Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam beliau bersabda, Bertakwalah kepada Allah dimana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan keburukan. Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia. HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata Hadits Hasan Shahih. Baca juga Gus Baha Berpikir Positif, Ingatlah Nikmat Allah, Jangan Ingat Musibah agar Beruntung Sebagaimana firman Allah yang artinya "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim". QS. Ali Imran 102Hadits di atas mengandung 3 wasiat Nabi yang sangat penting, yakni wasiat tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah habluminallah dan hubungan secara horizontal sesama manusia habluminannas.1. Perintah Bertakwa kepada Allah Dimanapun BeradaTakwa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengenal tempat. Bertakwalah di mana pun berada, baik saat sunyi sendirian terlebih lagi ketika berada di tengah keramaian. Inilah sebenar-benarnya takwa dan merupakan takwa yang paling berat. Di antara sikap taqwa adalah menjaga hubungan baik sesama manusia, karena syariat memerintahkan menjalin habluminallah wa habluminannas. Tentu sebaliknya adalah sikap tidak baik, manakala muslimin berbuat keributan dan meresahkan orang juga Hanya Terfokus pada AllahAllah berfirmanضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali agama Allah dan tali perjanjian dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas." QS. Ali Imran 112.2. Tidak Menunda Melakukan Amal SholehSebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallamShalat 5 waktu, dari Jumat ke Jumat selanjutnya, serta Ramadhan ke Ramadhan adalah sebagai penghapus dosa di antara waktu itu, selama menjauhi dosa-dosa besar. HR. Muslim No. 233.Karena hanya dosa kecil saja yang terhapuskan oleh perbuatan baik, maka ketika seseorang terjerumus dalam dosa dan maksiat wajib baginya untuk segera bertaubat, melakukan amal shalih dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya juga Ketentuan Allah yang Menguji Iman3. Memiliki Akhlak MuliaWasiat yang terakhir yaitu perintah untuk memiliki akhlak yang mulia dalam hubungan sesama manusia. Contoh yang paling mudah dalam berakhlak mulia yaitu senyuman yang diiringi wajah yang berseri ketika bertemu dengan orang lain dan bertegur karenanya Rasulullah mengkaitkan antara akhlak mulia dengan iman yang sempurna. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata Hadits Shahih.Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa pada hari kiamat orang yang paling dekat dengan Rasulullah yaitu yang paling bagus akhlaknya. Tidak hanya itu, dengan memiliki akhlak mulia, maka akan dicintai oleh manusia yang lainnya terlebih Tags; Habluminannas dan Habluminallah. 1 2 3 Lihat Filsafat Selengkapnya
Hasilpenelitian menunjukkan, Haji Bawakaraeng sebagai sebuah fenomena budaya. Pelakunya melakukan aktivitas shalat hari raya Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng. Ada tiga macam persepsi umum yang lahir. Pertama, persepsi masyarakat yang dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap Haji Bawakaraeng. Kedua, persepsi masyarakat yang memandang Haji
Kalau dimaknakan secara bahasa, hablum minallah itu adalah hubungan dengan Allah dan hablum minan-nas adalah hubungan dengan manusia. Akan tetapi dalam pengertian istilah syari’ah maknanya adalah sebagai berikut 1. Hablum minallah , maknanya ialah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akherat. Atau tunduk kepada pemerintahan Muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu sebagaimana yang diatur oleh Syari’ah dalam perkara hak dan kewajiban orang kafir dzimmi yaitu orang kafir yang menjadi warga negara Islam untuk mendapatkan jaminan perlindungan hak-haknya sebagai manusia di dalam kehidupan dunia saja, dan mendapat ancaman adzab di akhirat. Lihat Tafsir At-Thabari , Tafsir Al-Baghawi , dan Tafsir Ibnu Katsir tentang pengertian surat Ali Imran 112. 2. Hablum minan-nas , maknanya ialah perjanjian dari kaum Mukminin dalam bentuk jaminan keamanan bagi orang kafir dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum Mukminin melalui pemerintahnya untuk hidup sebagai warga negara Islam dari kalangan minoritas non Muslim. Atau dengan bahasa lain ialah dalam berinteraksi dengan sesama manusia, maka jaminan yang bisa dipercaya hanyalah dari kaum Muslimin yang dibimbing oleh Syari’at Allah Ta’ala. Dengan demikian, akhlaqul karimah dibangun di atas kerangka hubungan dengan Allah melalui perjanjian yang diatur dalam Syari’at-Nya berkenaan dengan kewajiban menunaikan hak-hak Allah Ta’ala dan juga kerangka hubungan dengan sesama manusia melalui kewajiban menunaikan hak-hak sesama manusia baik yang muslim maupun yang kafir. Dari kerangka inilah kemudian diuraikan kriteria akhlaqul karimah . Hak-hak Allah itu ialah mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain-Nya. Yaitu menunaikan tauhidullah dan menjauhi syirik , mentaati Rasul-Nya dan menjauhi bid’ah yakni penyimpangan dari ajarannya. Dan inilah sesungguhnya prinsip utama bagi akhlaqul karimah , yang kemudian dari prinsip ini akhlaq Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam dipuji dan disanjung oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya “Dan sesungguhnya engkau hai Muhammad di atas akhlaq yang agung.” Al-Qalam 4 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan tentang ayat ini “Dan adapun akhlaq yang agung yang Allah terangkan bahwa ia itu ada pada Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam , pengertiannya adalah pengamalan segenap ajaran agama ini, yaitu segenap apa yang Allah perintahkan dengan mutlak.” Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah jilid ke 10 halaman 658. Dalam pengertian yang demikian inilah akhlaq Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam sebagai penafsiran yang sah bagi ajaran Allah yang ada di dalam Al-Qur’an, sebagaimana hal ini dinyatakan oleh Aisyah Ummul Mu’minin radliyallahu `anha “Akhlaq Rasulullah itu adalah Al-Qur’an.” HR. Muslim . Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Muflih Al-Maqdisi rahimahullah dalam kitabnya Al-Aadaab Asy-Syar’iyyah menerangkan tentang pengertian daripada pernyataan A’isyah ini sebagai berikut “Maksudnya ialah, bahwa beliau berpegang dengan adab-adab yang diajarkan oleh Al-Qur’an, dan segenap perintah yang ada padanya dan juga segenap larangannya, juga berpegang dengan apa yang dikandunginya dari kemuliaan akhlaq dan kebaikan perangai serta kelembutan.” Al-Aadaab Asy-Syar’iyyah , jilid ke dua hal. 194. Bahkan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menyatakan “Sesungguhnya seorang Mu’min itu akan bisa mencapai derajat amalan puasa dan shalat malam dengan memiliki akhlaq yang baik.” HR. Abu Dawud dalam Sunan nya, Kitabul Adab bab Fi Husnil Khuluq hadits ke 4798 dari A’isyah radliyallahu `anha . Al-`Allamah Abit Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-Adhim Abadi rahimahullah dalam kitabnya Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud menerangkan makna hadits tersebut di atas “Orang Mu’min yang mempunyai akhlaq yang baik diberi keutamaan yang besar seperti ini, karena memang orang yang puasa dan orang yang shalat malam adalah orang-orang yang berjihad melawan hawa nafsunya. Demikian pula orang yang akhlaqnya baik terhadap manusia, walaupun kenyataannya manusia itu beraneka ragam tabiatnya juga tingkah laku mereka yang berbeda-beda satu dengan lainnya, maka dengan tetap dia berakhlaq yang baik kepada semua mereka itu, berarti dia harus berjihad melawan berbagai hawa nafsu dari banyak orang itu. Sehingga dengan demikian, Mu’min yang berakhlaq seperti ini mencapai keutamaan seperti yang dicapai oleh orang yang banyak puasa sunnah dan selalu menunaikan shalat malam. Kedudukannya sederajat dengan mereka, bahkan kadang-kadang derajatnya lebih tinggi.” Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud juz 13 halaman 154. Juga Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam menegaskan tentang keutamaan orang Mu’min yang mempunyai akhlaq yang mulia dalam sabda beliau sebagai berikut “Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalangan kalian adalah yang paling baik akhlaqnya.” HR. Bukhari dalam Shahih nya Kitabul Adab bab Husnul Khuluq was Sakha’ wa Maa Yukrahu Minal Bukhli hadits ke 6035 dari Abdullah bin Amr, lihat Fathul Bari juz 10 hal. 456. TONTON VIDEO INI Afdhol kambing Apa Sapi Untuk Berqurban Pada Saat Idul Adha Amalan 10 Hari Sebelum Menjelang Idul Adha Cara meruqiah diri sendiri secara sariah
Jakarta NU Online. Meskipun memiliki bunyi yang hampir mirip, khalifah dan khilafah memiliki arti yang sangat berbeda. Khalifah, seperti yang terdapat dalam Al Qur’an adalah pengganti Allah di muka bumi sedangkan khilafah lebih seperti kerajaan saja. “Tidak ada kata-kata khilafah dalam Al Qur’an, yang ada adalah khalifah,” kata wakil
konsepspiritual dan konsep sosial (habluminallah dan habluminannas). Tulisan ini menganalisis 107 teks syair yang menjadi subjek penelitian. Temuan dari hasil penelitian terhadap teks SPB, yaitu adanya keselarasan antara konsep spiritual (habluminallah) dan konsep sosial (habluminannas). Kata kunci: sastra profetik, syair spiritual dan sosial 1.A Mosque in a settlement is a form of service to the local community to support all activities related to religious life, especially for prayer, recitation, and as a place of friendship for Muslims. People in Defend, the Country Housing, need a mosque with facilities as places of worship/prayer, socializing, and education, which aims to increase faith and devotion. This condition is very influential on balance in social life between citizens. The method used is participatory qualitative, in field identification, design process, and ends with a presentation. This community service activity aims to provide solutions to Defend the Country Housing people in realizing mosque facilities by prioritizing Habluminannas and Habluminallah. The answer was to design the Al Adho Mosque, starting from analyzing the problem in the location, planning, designing, and structuring the mosque's - uploaded by Andiyan AndiyanAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Andiyan AndiyanContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12420] The "Habluminannas and Habluminallah" Concept in the Al Adho Mosque Design Tita cardiah1, Rangga Firmansyah1, Hendi Anwar1, Titihan Sarihati1, Andiyan2 1Interior Design, School of Creative Industries, Telkom University, Bandung,West Java, 40257, Indonesia. 2Departement of Architecture, Faculty of Science and Engineering, Universitas Faletehan, Bandung, West Java, 40266, Indonesia Email andiyanarch Abstract A Mosque in a settlement is a form of service to the local community to support all activities related to religious life, especially for prayer, recitation, and as a place of friendship for Muslims. People in Defend, the Country Housing, need a mosque with facilities as places of worship/prayer, socializing, and education, which aims to increase faith and devotion. This condition is very influential on balance in social life between citizens. The method used is participatory qualitative, in field identification, design process, and ends with a presentation. This community service activity aims to provide solutions to Defend the Country Housing people in realizing mosque facilities by prioritizing Habluminannas and Habluminallah. The answer was to design the Al Adho Mosque, starting from analyzing the problem in the location, planning, designing, and structuring the mosque's interior. Keywords Mosque, Architectural Design, Settlement, Habluminannas, Habluminallah. I. INTRODUCTION Defend the Country Housing Complex Tugu Regency Kp. Babakan Rt 005/008 Tegalpanjang Village is administratively part of the Cireunghas Subdistrict of Babakan Sukabumi District. Housing and settlements are not just a means of shelter and shelter for the community or residents but have a very close relationship with the community, meaning that housing and settlements reflect the characteristics of their citizens. ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12421] Fig 1 Location Map of Al-Adho Mosque Based on the results of surveys and field data interviews through community service programs, this mosque building needs to be redesigned its interior by optimizing the main principles of the mosque to achieve the Habluminannas and Habluminallah aspect. Research Background The existing condition of the mosque facility is still in vacant land but has been cleared inland maturation. Defend the Country Tugu Regency Residential Settlement needs facilities such as1. A House of worship in the form of a mosque is a place to comfortably carry out daily worship and improve the quality of Mosques that have the functions of socialization, interaction, communication, and education of the concept of Habluminannas and Mosques with minimal operational costs so as not to burden the residentsAl-Shaalan, 2017. Mosques are centres of religious and worship activities that are important for Muslims. However, technically it still requires a level of awareness from the community to carry out the health protocol while in the mosque environmentCardiah, Andiyan, & Rahma, 2021. To develop the design and spatial planning and application of public space standards for social facilities that pay attention to the user's age because all citizens have the same right to use public facilities to settle Tegalpanjang Village, Kec. Cireunghas, there are still many questions in general how to identify the needs of service activities to create comfort, togetherness, kinship, and security between citizens and their environment so that the concept of Habluminannas and Habluminallah is the right solution for the design of the Al Adho mosqueDawal, 2016. Literature Study The mosque facilities are expected to be realized following the needs of residents, to improve the quality of worship, solidarity, togetherness, family, and Islamic religious education early on to the sons and daughters of residentsUtaberta, 2015. This condition is very influential on the quality and desire of citizens to perform worship in the mosque that has been providedBonner, 2016. Islamic architecture is an architectural work created from the concept ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12422] of Islamic religious thought which must be sourced from the Al-Quran, Hadith, the Prophet's Sunnah, Fiqh Science and Muslim Scholars UlamaAndiyan & Aldyanto, 2021. The definition of syara' that a mosque is a place where there is prayer and prayer is one of worship from other worship, and then the mosque is the place of origin of prayer Rangga Firmansyah, 2016; Rangga et al., The following are standard mosque facilities; 1 That the mosque has a strategic role as a center for the development of Muslims to protect, empower, and unite the people to realize quality, moderate, and tolerant people; 2 To improve the quality of fostering the role and function of the mosque not only as a place of ritual worship mahdhah but also extensive social worship chair mahdhah in the economic, educational, social-cultural, and other fields 3 Other utilities in the room, such as fresh air and not humidity, must work optimally; 4 It is giving an atmosphere of space psychology that lifts God Almighty. Regarding hablumminallah & hablumminallah, this is an editorial interpreted from the principles of Islamic lawAbdurrahman, 2002; Ismail & Abdurrahman, 2013; Nabhani, Amin, & Jakarta., 2006. Hablumminallah is how humans relate to the Creator by following all His commands and staying away from His prohibitionsPurwanto, 2014. The meaning of hablumminallah in the interpretations of At-Tabari, Al-Baghawi, and Ibn Kathir's interpretation is "a covenant from Allah, and the meaning is to convert to Islam or believe in Islam as a guarantee of safety for them in this world and the hereafter."Hablumminallah is carried out with ubudiyah or worship. Human life in the world is essentially only to worship Allah SWT. Allah says, "And I did not create the jinn and mankind except that they might serve Me." Qs. Ad-Dzuriat 56. According to Imam Ghazali, ubudiyah consists of three things, namely Fulfilling Shariah orders, Be willing to the provisions and destiny, and the distribution of sustenance from Allah SWT, Leaving the will of lust to seek the pleasure of Allah SWT. If hablumminallah is known as individual piety or mahdhah worship, hablumminannas is social piety or "ghair mahdhah" worship. Because hablumminannas is a concept where humans maintain good relations with other humans. In essence, humans are social creatures. Allah SWT emphasizes this in the letter Al Hujurat verse 13, which means "O humanity, indeed We created you from a male and a female and made you into nations and tribes so that you may know one another. Verily, the most honorable of you in the sight of Allah is the one who is most pious among you. Verily, Allah is All-Knowing, All-Knowing." Research Purposes This community service activity aims to provide solutions to agencies related to the design of the Al-Adho Mosque in settlement of Tegalpanjang Village, Kec. Cireunghas Sukabumid by utilizing vacant land in the following matters; Increase the comfort of citizens and the community in carrying out daily worship, improve the quality of worship that is carried out, ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12423] Increasing the effectiveness of activities and optimizing empty spaces by building mosque worship places, Creating a home environment that has comfortable worship facilities. Safe and qualifiedPlattner, Meinel, & Leifer, 2014 II. MATERIALS AND METHODOLOGY The method used is qualitative participatoryBerg & Lune, 2011; Lune & Berg, 2016, field identification, design process, and ends with a presentation. This research method prioritizes aspects that prioritize design standardization that will be applied based on literature or scientific studiesRangga Firmansyah et al., Partners who work with us work as opening access to the design process. In addition, partners are sources of supporting documents and data as well as extracting information about the needs of service activities, with the hope that the design results that will be given can be applied to a collaborative housing environment through parties related parties so that they can be ordered and organizedMcHarg, 1969. Method of Collecting Data The form of implementation in community service in the Al-Adho mosque design is carried out in several stages. The series of activities are as followsAzmi, 2019; 1 Survey location and data mining, during the survey, due to the excellent condition of the Covid 19 editorial, the survey was conducted online through Google maps. But before the Covid 19 investigation, the team had conducted surveys and interviews with partners so that most of the data had been collected by the team. The size of the land or site is obtained from image data provided by the partners. Likewise, for the interview stage with partners conducted online; 2 The design/design process with the mosque design output can be built by residents independently or by the implementing contractor; 3 After surveying and extracting data, the design process will involve partners in making corrections to the design output process that residents in self-help development can use. Presentations to partners about the importance of religious facilities, especially mosques, and how to care for them so that the facilities can be sustained online through the zoom application. III. RESULTS AND DISCUSSION Housing and settlements are not just a means of housing and shelter for the community or residents but have a very close relationship with the district, meaning that housing and settlements reflect the characteristics of their citizensSzokolay, 2014. Therefore, housing and settlement is a form of environment that requires various facilities, both public and social facilities and worshipMukti, 2016. ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12424] Fig 2 Site Plan Worship facilities needed especially for Muslim citizens are facilities or worship spaces that can accommodate daily worship activities that are socializing, communication, interaction, recreation, and education and can improve the quality of the people who carry out religious activitiesSchielke, 2019. This has resulted in the need for facilities that can accommodate the needs of spiritual and religious activities, with these needs residents want to build a mosque in a residential environment that is the center of worship activities, Islamic religious education, as well as interaction and communication between citizens who are MuslimKholisya, Maya, & Purnengsih, 2017. This research conducted in one construction company in Indonesia, the company was facing several problems, many projects that already ended have delaysAndiyan et al., 2021. Fig 3 Block Plan Facilities and infrastructure facilities Housing and settlement that is qualified will affect the level of togetherness, health, personality, and welfare of residentsRiduwan, 2016. ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12425] Fig 4 View From The Residential Gaten Fig 5 View From Inside The Settlement Fig 6 Front view Fig 7 Side View ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12426] Fig 8 Top View The mosque facilities are expected to be realized following the needs of residents, to improve the quality of worship, solidarity, togetherness, family, and Islamic religious education early on to the sons and daughters of residentsWibowo, This condition is very influential on the quality and desire of residents to perform worship in the mosque that has been provided. In addition to considering the aspects mentioned above, it is also necessary to pay attention to the style applied in interior design so that it can adapt elements of local locality Rangga Firmansyah, 2014; Rangga & Sudarisman, 2015. Fig 9 Concept, Space Program Fig 10 Floor Plan Concept ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12427] Fig 11 Mass Composition Fig 12 Interior Concept Based on the results of the redesign from the interior aspect, it was found that there needs to be design optimization that takes into account specific standards to be applied Musdalifah Wahyu Pratini Rangga Firmansyah, Hanafiah, & Firmansyah, 2016; Marinda, Firmansyah, & Hanafiah, 2018; Wibisono, Firmansyah, & Palupi, 2018, including; 1 That the mosque has a strategic role as a center for the development of Muslims to protect, empower, and unite ; 2 the people to realize a quality, moderate and tolerant people; 3 To improve the quality of fostering the role and function of the mosque not only as a place of ritual worship mahdhah but also extensive social worship chair mahdhah in the economic, educational, socio-cultural, and other fields. Other utilities in the room, such as fresh air and not humidity, must work optimally. It gives an atmosphere of space psychology that lifts God AlmightyPena & Parshall, 2012. III. CONCLUSION Based on the final results achieved, the community service program benefits the target community, which is quite extensive. The Al Adho mosque design can improve the comfort of citizens and the community in carrying out daily worship to enhance the quality of prayer held. Creating a residential environment that has convenient worship facilities. safe, and qualified by prioritizing the concept of Habluminannas and Habluminallah. This facility can accommodate the public's need for information facilities and interactions to be a gathering point, especially in ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12428] worship activities. The response obtained from presentations to residents is very interested in the design of this mosque for various community activities in the future. In the next stage, residents expect assistance to realize the creation of this mosque and supervision at the construction and realization stages. As for the residents' request to continue with similar programs for other facilities such as structuring/design of the hero. Assistance from academics through the community dedication program was felt to be very helpful and could be continued to co-exist with the results of community self-help. REFERENCES [1] Abdurrahman, H. 2002. Diskursus Islam politik dan spiritual. WADI Press. [2] Al-Shaalan, A. 2017. Design strategies for a big mosque to reduce electricity consumption in Kingdom of Saudi Arabia. WMSCI 2017 - 21st World Multi-Conference on Systemics, Cybernetics and Informatics, Proceedings, Vol. 1, pp. 313–317. Retrieved from [3] Andiyan, Andiyan, & Aldyanto, Irfan. 2021. Kajian Arsitektur Pada Massa Bangunan Masjid Cipaganti. Sang Pencerah Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 72, 189–199. [4] Andiyan Andiyan, Putra, Raditya Mandala, Rembulan, Glisina Dwinoor, & Tannady, Hendy. 2021. Construction Project Evaluation Using CPM-Crashing, CPM-PERT and CCPM for Minimize Project Delays. Journal of Physics Conference Series, 19331, 12096. IOP Publishing. [5] Azmi, N. A. 2019. Factors contributing in the design of environmentally sustainable mosques. Journal of Building Engineering, 23, 27–37. [6] Berg, Bruce L., & Lune, Howard. 2011. Qualitative Methods for the Social Sciences. [7] Bonner, J. F. 2016. The Historical Significance of the Geometric Designs in the Northeast Dome Chamber of the Friday Mosque at Isfahan. Nexus Network Journal, 181, 55–103. [7] Cardiah, Tita, Andiyan, Andiyan, & Rahma, Amelinda. 2021. Implementation of Health Protocols at Mosques during the Covid-19 Pandemic in the city of Bukittinggi. Review Of International Geographical Education, 115, 3765–3771. [8] Dawal, S. Z. 2016. Wudu’ workstation design for elderly and disabled people in Malaysia’s mosques. Iranian Journal of Public Health, 45, 114–124. Retrieved from [9] Firmansyah, Musdalifah Wahyu Pratini Rangga, Hanafiah, Ully Irma Maulina, & Firmansyah, Rangga. 2016. Re-desain Interior Fasilitas Yayasan Pembina Masjid Salman Itb Di Bandung. EProceedings of Art & Design, 33. [10] Firmansyah, Rangga. 2016. Langgam Arsitektur-Interior Masjid Margoyuwono & Masjid Soko-Tunggal Yogyakarta. Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara SAN 4, 4Universitas ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12429] Brawijaya – Malang, A2-05. [11] Firmansyah, Rangga, Utaberta, Nangkula, & Shaari, Nazlina. Evaluation of Universal Design Requirements Application in Public Mosques in Bandung. 14, 2017. [12] Ismail, M., & Abdurrahman, H. 2013. Fikrul Islam bunga rampai pemikiran Islam. Al Azhar Press. [13] Kholisya, Umi, Maya, Siska, & Purnengsih, Iis. 2017. Karakteristik Gapura Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi. Jurnal Desain, 402, 100–111. [14] Lune, Howard, & Berg, Bruce L. 2016. Qualitative research methods for the social sciences. Pearson Higher Ed. [15] Marinda, Rachmi, Firmansyah, Rangga, & Hanafiah, Ully Irma Maulina. 2018. Redesain Interior Masjid Agung Al-ukhuwwah Di Kota Bandung. EProceedings of Art & Design, 51. [16] McHarg, Ian L. 1969. Design with nature. American Museum of Natural History New York. [17] Mukti, Galih Retno. 2016. Nilai Pendidikan Dan Estetika Islam Pada Arsitektur Masjid Gedhe Kraton, Kauman-Yogyakarta. [18] Nabhani, T., Amin, A., & Jakarta., Hizbut Tahrir Indonesia HTI. 2006. Peraturan hidup dalam Islam. Hizbut Tahrir Indonesia HTI. [19] Pena, William M., & Parshall, Steven A. 2012. Problem seeking An architectural programming primer. John Wiley & Sons. [20] Plattner, Hasso, Meinel, Christoph, & Leifer, Larry. 2014. Design thinking research Building innovators. Springer. [21] Purwanto, Yedi. 2014. Memaknai Pesan Spiritual Ajaran Agama Dalam Membangun Karakter Kesalehan Sosial. Jurnal Sosioteknologi, 13, 41–46. [22] Rangga Firmansyah. 2014. Vernacular Value Of Kampung Kota Case Studi At Kampung Ulu Sattlement Of Musi River , Palembang City . Bandung Creative Movement BCM Journal 2014, INovember. [23] Rangga, Firmansyah, & Sudarisman, Irwan. 2015. Typology Of Traditional Mosque In Palembang Case Study Old Mosques In The City Of Palembang , South Sumatra . Bandung Creative Movement BCM Journal 2014, September. [24] Riduwan, Akhmad. 2016. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi. Ekuitas Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 32, 95. [25] Schielke, Thomas. 2019. The language of lighting applying semiotics in the evaluation of lighting design. Leukos, 152–3, 227–248. [26] Szokolay, Steven V. 2014. Introduction to architectural science the basis of sustainable design. Routledge. ISSN 0011-9342 Year 2021 Issue 8 Pages 12420 - 12430 [12430] [27] Utaberta, N. 2015. A hadith evaluation on the identity, design, location and space planning of modern mosques in Malaysia. Advances in Environmental Biology, 95, 466–472. Retrieved from [28] Wibisono, Prananta Aldi, Firmansyah, Rangga, & Palupi, Fajarsani Retno. 2018. Perancangan Interior Islamic Center Padang. EProceedings of Art & Design, 53. [29] Wibowo, Rihan Rizaldy. Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this research conducted in one construction company in Indonesia, the company was facing several problems, many projects that already ended have delays. Overdue payment one of the projects can reach Rp For calculating late payment that the company can save researcher using Critical Path Method CPM-Crashing. CPM-Crashing method can accelerate project duration by increase resource budget, so company doesn't need to pay overdue payment. The result of CPM-Crashing is company can save Rp. payment. To anticipate project delay proper planning is required. One of project planning method is project scheduling. Great loss because of the overdue amount, the company must evaluate their project schedule. The Researcher using CPM-Project Evaluation Review Technic PERT and Critical Chain Project Management CCPM both methods can give new project schedule. CPM-PERT can give probability project finish and CCPM can give new project schedule. The result of this research is probability project is not delay is very low that is only 55% project can finish on time, the company must try CCPM schedule. Andiyan AndiyanIrfan AldyantoArsitektur Islam adalah sebuah karya arsitektur yang tercipta dari konsep pemikiran agama islam yang harus bersumber dari Al-Quran, Hadist,Sunnah nabi, Ilmu Fiqih dan para Cendikiawan Muslim Ulama. Arsitektur Islam, menurut banyak pihak, sangat identik dengan tempat ibadah nya itu sendiri yaitu Masjid. Masjid sendiri memiliki konsep massa bangunan yang sangat khas terlihat dari bentuk bangunan,fasad,dan ornamen -ornamen berupa kaligrafi. Oleh karena itu penelitian ini di tujukan untuk menjabarkan tentang penerapan Arsitektur Islam pada massa bangunan Masjid Cipaganti , yang dimana Masjid Cipaganti adalah salah satu bangunan peninggalan sejarah yang di sebut dengan bangunan heritage di kota Bandung. Kajian terutama pada masa bangunan Arsitektur Masjid Cipaganti , yaitu pada bagian atap Masjid,Ruang Solat,Ornamen,Serambi dan lain sebagai nya. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, data diperoleh melalui observasi lapangan dengan mengamati secara langsung objek, studi dokumen/literatur dan artikel yang berkaitan dengan Arsitektur islam dan Masjid Cipaganti. Thomas SchielkeArchitectural lighting provides optimum visibility for tasks but illuminations convey meanings as well. Though many studies analyze technical dimensions of lighting, research on the meaning is rare. Therefore, this article discusses semiotics as a methodology for lighting design within the design process and critically reflects the appearance of light and architecture. The semiotic discourse starts with terminology and presents models of architectural signs. The history of architectural semiotics serves as a background for the transfer to lighting and leads to an understanding of recent debates. The relevance of semiotics for lighting design is shown in three aspects Firstly, the influence on the lighting design process; secondly, how physical characteristics of light intensity, distribution, and spectrum are interpreted as signs; and, thirdly, the evaluation of different lighting design tasks like daylight, lamp and luminaire design, interior and exterior lighting, as well as media façades. A critique of architectural and lighting semiotics reveals the methodological limitations of the linguistic concept. It can be concluded that semiotics provides a useful instrument to identify the meaning, which helps to improve the quality of lighting design. The semiotic matrix offers a differentiated view of relationships based on the aspects of sign, object, and interpretant with relation to light characteristics, illuminated buildings, and architectural lighting in RiduwanDarma “pengabdian kepada masyarakat” oleh perguruan tinggi seringkali dikonotasi-kan sebagai suatu kegiatan pemberian bantuan dan pelayanan secara cumacuma kepada kelompok masyarakat yang lemah, tidak mampu secara ekonomis, dan berada dalam ko-disi semacam itu adalah akibat dari kesalahan dalam menaf-sirkan istilah “pengabdian” terbatas sebagai suatu “kegiatan tanpa pamrih”. Padahal, kegiatan pemberian bantuan dan pelayanan tersebut hanya merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi, dan tidak selalu harus dilakukan secara cumacuma. Di samping itu, semua komponen organisasi perguruan tinggi dapat melaksanakan darma pengabdian kepada masyarakat ini, karena pelaksanaan darma tersebut tidak hanya menjadi tugas dan kewajiban dari lembaga fungsional seperti Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dibentuk sec-ara khusus oleh perguruan tinggi. Dosen baik secara pe-orangan maupun kelompok, Laboratorium, Jurusan, serta Pusat Penelitian, juga dapat melaksanakannya sesuai de-ngan bentuk kegiatan pengabdian yang relevan. Yedi PurwantoAdanya fenomena bahwa kesalehan individu kurang berdampak pada kesalehan sosial merupakan latar belakang kajian ini. Pilar agama Islam Rukun Islam tidak bisa dipahami hanya sebagai bentuk kewajiban ritual individual seorang muslim dengan Sang Khalik, melainkan juga mengandung maksud bahwa kelima hal itu menjadi suatu sarana membina hubungan sosial antara seorang muslim dengan orang lain, bahkan dengan makhluk lainya. Dengan kata lain, kewajiban menjalankan rukun Islam, memenuhi kewajiban spiritual seseorang muslim juga kewajiban sosial. Pada akhirnya hal tersebut akan membentuk karakter kesalehan sosial. Kelima rukun Islam tersebut secara sosiologis memberikan pemahaman bahwa di dalam menjalankan kewajiban ritual agama, seorang muslim hendaknya memenuhi aspek lainnya, yaitu membina hubungan harmonis dengan sesama manusia. Dengan demikian maka terciptalah keharmonisan hubungan secara vertikal dengan Sang Pencipta hablum minallah, juga hubungan harmonis dengan manusia hablum minannas. Jika kedua aspek sudah terpenuhi maka akan menjadi nyatalah perwujudan seorang insan kamil atau manusia sempurna. Kata kunci manusia, insan, bani adam, kesalehan sosial The phenomena that individual piety has less impact on the social piety is the background of this study. The Five Pillars of Islam cannot be understood as a mere form of individual ritual obligation of a muslim to the Creator, but, more importantly, supports the notion that the Five Pillars are a means of fostering social relationship between a Muslim and other people, and even with other creatures. In other words, the obligation to implement the Pillars of Islam, fulfilling one's muslim’s spiritual obligations, is also a social obligation. In the end, it will shape the character of the society’s piety. The Five Pillars of Islam sociologically provide an understanding that in performing the obligation of religious rituals, a muslim must fulfill other aspects, namely fostering harmonious relationships with fellow human beings. Thus, it creates a harmonious relationship with the Creator vertically hablum minallah and also a harmonious relationship with other human beings hablum minannas. If both aspects are met, there will be an obvious embodiment of a perfect man. Keywords human beings, children of Adam, social pietyBackground Ablution area is one of the facilities used by most Muslims in all categories. There are numbers of de-sign guidelines for praying facilities but lack on ablution area specification. Therefore, this study was conducted to design an ergonomic ablution area for the Muslim’s disabled and elderly based on their preferences and anthropomet-ric dimension. Methods Kano questionnaires and user evaluation form, was used to investigate the preferences of elderly and disa-bled in ablution area to 20 respondents at Masjid Bulat, Petaling Jaya and Masjid Kampung Kerinchi,Pantai Dalam, Kuala Lumpur in 2015. Anthropometric dimension of elderly and disabled people was measured. Besides, dimensions of two existing ablution units at selected mosques were evaluated using Ablution Unit Dimension Evaluation’ form. Results New ablution area design was developed based on elderly and disabled people anthropometric dimension and user preferences as well as user satisfaction survey. This study can be considered as preliminary study for the de-velopment of ergonomic ablution unit design. Conclusion It is hoped that the findings and recommendations from this research will be referred by the stakehold-ers to determine the best solution to increase the level of comfort and accessibility for elderly and disabled at mosques in thinking as a user-centric innovation method has become more and more widespread during the past years. An increasing number of people and institutions have experienced its innovative power. While at the same time the demand has grown for a deep, evidence-based understanding of the way design thinking functions. This challenge is addressed by the Design Thinking Research Program between Stanford University, Palo Alto, USA, and Hasso Plattner Institute, Potsdam, Germany. Summarizing the outcomes of the 5th program year, this book imparts the scientific findings gained by the researchers through their investigations, experiments, and studies. The method of design thinking works when applied with diligence and insight. With this book and the underlying research projects, we aim to understand the innovation process of design thinking and the people behind it. The contributions ultimately center on the issue of building innovators. The focus of the investigation is on what people are doing and thinking when engaged in creative design innovation and how their innovation work can be supported. Therefore, within three topic areas, various frameworks, methodologies, mindsets, systems and tools are explored and further developed. The book begins with an assessment of crucial factors for innovators such as empathy and creativity, the second part addresses the improvement of team collaboration and finally we turn to specific tools and approaches which ensure information transfer during the design process. All in all, the contributions shed light and show deeper insights how to support the work of design teams in order to systematically and successfully develop innovations and design progressive solutions for tomorrow. Jay BonnerSurviving architectural monuments provide the primary source for understanding the historical development of Islamic geometric design. The early Islamic architecture of Khurasan and eastern Persia establishes the Samanids, Qarakhanids, Ghaznavids, Ghurids and Seljuks as principle contributors in the maturation of the geometric ornamental tradition. The collective architectural legacy of these cultures reveals the significance of their contribution to our knowledge of Islamic geometric design. However, no individual monument surpasses the historical importance of the northeast dome chamber of the Friday Mosque at Isfahan. New research indicates that many of the geometric designs employed within this chamber are the earliest examples of their ornamental variety. What is more, these patterns represent a methodological breakthrough in the application of the polygonal technique of pattern generation, thereby facilitating ever-greater stylistic and geometric innovation.Indonesia (Qs Al-Hajj [22]: 37).Orang yang bertakwa ialah Muslim yang taat menjalankan perintah-perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, serta menjalankan amal kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, melalui Idul Adha dan Ibadah Kurban hendaknya setiap insan Muslim semakin bertakwa baik dalam hubungan dengan Allah Setiap ibadah yang diperintahkan Allah adalah untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang. Hubungan vertikal yaitu hubungan kita kepada Allah Hablumminallah, sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan kita kepada sesama makhluk Allah Hablumminannas. Islam bukanlah agama yang memerintahkan untuk hanya beribadah saja kepada Allah tanpa memikirkan kehidupan dunia, begitu pun sebaliknya tidak juga hanya mengejar kehidupan dunia saja. Tetapi setiap ibadah itu harus seimbang antara dunia dan akhirat. Sholat diawali dengan takbiratul ihrom dan diakhiri dengan salam yang mendo’akan seluruh makhluk yang ada dibumi ini. Artinya dalam bacaan sholat pun ada hubungan antara Allah dan sesama manusia. Begitu pun dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Puasa merupakan ibadah yang penilaiannya langsung oleh Allah. Ikhlas tidaknya seseorang melakukan ibadah puasa hanya Allah yang tahu. setelah satu bulan berpuasa yang merupakan meningkatkan hubungan kita dengan Allah, maka di akhir bulan Ramadhan sebelum shalat idul fitri kita diwajibkan untuk melaksanakan zakat fitrah yang merupakan peningkatan hubungan kita kepada sesama manusia. Ada satu kisah di zaman Rasulullah yaitu ada seorang kepala keluarga yang meninggalkan istri dan anaknya untuk pergi ke suatu tempat yang jauh dari keramaian agar dapat beribadah dengan khusuk kepada Allah, sedangkan istri dan anak-anaknya dititipkan kepada saudaranya yang kaya raya. semua biaya kehidupan anak dan istrinya ditanggung oleh saudaranya itu. berita tersebut sampai pada Rasulullah sehingga Rasulullah mendatangi orang tersebut dan menegurnya. Rasul mengatakan bahwa jika seandainya orang tersebut meninggal maka sesungguhnya yang akan masuk ke surga terlebih dahulu adalah saudaranya tersebut karena telah menafkahi istri dan anak orang tersebut yang seharusnya menjadi kewajiban orang tersebut. Sudah jelas bahwa dalam kisah tersebut Rasul melarang hanya mengejar kehidupan akhirat atau dunia saja. semuanya harus seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat. Seorang Ibu dari 2 putra. ingin menjadi orang yang bermanfaat utk umat. Lihat semua pos dari sintariah Navigasi pos
ArtiHablum Minallah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ) adalah Hubungan dengan Allah. Contoh perilaku hablum minallah menurut Imam Ghazali: Menunaikan perintah
Ilustrasi mengamalkan Hablum Minallah. Foto FreepikDalam menjalani kehidupan, seorang Muslim harus memperhatikan hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal 'alam. Tiga perkara ini bernilai ibadah dan merupakan misi kehidupan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Selain itu, tiga kategori tersebut juga harus diamalkan secara seimbang, meskipun pada hakikatnya hablum minannas dan hablum minal alam memiliki tujuan vertikal, yakni mendapat ridha Allah SWT. Agar lebih paham, simak penjelasan lengkapnya berikut ini Hablum MinallahHablum minallah adalah bagaimana manusia berhubungan dengan Sang Pencipta dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangannya. Makna hablum minallah dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir adalah "Perjanjian dari Allah, maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat". Ilustrasi sholat. Foto FreepikHablum minallah dilaksanakan dengan ubudiyah atau ibadah. Hidup manusia di dunia pada hakikatnya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Allah berfirman, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Qs. Ad-Dzuriat 56.Menurut Imam Ghazali, ubudiyah terdiri dari tiga hal, yakni Menunaikan perintah syariatRela dengan ketentuan dan takdir serta pembagian rezeki dari Allah SWTMeninggalkan kehendak nafsunya untuk mencari keridhaan Allah MinannasJika hablum minallah dikenal sebagai kesalehan individu atau ibadah mahdhah, hablum minannas merupakan kesalehan sosial atau ibadah ghair mahdhah. Sebab hablum minannas adalah konsep di mana manusia menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial. Allah SWT menekankan hal ini dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Ilustrasi berjabat tangan. Foto FreepikDalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan bahwa keberagaman merupakan suatu keniscayaan, namun umat manusia diperintahkan untuk saling mengenal dan berbuat baik kepada sesama. Ini juga ditekankan dalam surat An-Nisa ayat 36 yang berbunyi “Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” QS. An-Nisa Ayat 36. Hablum Minal 'AlamArti hablum minal alam adalah hubungan manusia dengan alam. Selain ditugaskan untuk beribadah dan menjaga persaudaraan, manusia juga diberi tugas untuk memakmurkan bumi. Allah SWT bahkan secara tegas mengancam manusia yang berbuat kerusakan di muka bumi. "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” Ar Rum41.Sebagian ciri dari perusak bumi yaitu mereka yang bersikap sombong, mengingkari adanya Tuhan, merusak tanaman, membunuh binatang ternak, mencemari lingkungan, dan lain sebagainya. Al-Baqarah ayat 11, 12, 205 serta At-taubah ayat 47.
Jikatak bisa mencontoh keempatnya, setidaknya kita bisa mencontoh salah satu dari 4 golongan manusia ini. Pada intinya, orang yang haram tersentuh api neraka adalah mereka yang tidak hanya menjaga hubungan baik dengan Allah (habluminallah), namun juga hubungan baik dengan manusia (habluminannas). (C)
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Memahami arti habluminallah habluminannas, baik dari definisi, contoh, hingga dalilnyaDalam agama Islam, hubungan baik tidak cukup hanya dengan Allah, namun harus juga diimbangi hubungan baik dengan manusia. Agar mendapatkan ridho Allah dalam hidup, oleh karenanya, manusia dianjurkan untuk menerapkan habluminallah habluminannas dalam hidup. Lantas, apa arti arti habluminallah habluminannas?Arti Habluminallah Seorang umat Muslim Banglades tengah membaca kitab suci Al Quran di sebuah masjid di saat bulan suci Ramadhan.AP Photo Habluminallah secara arti merupakan hubungan seorang hamba dengan Allah. Contoh habluminallah adalah sebuah perilaku yang senantiasa untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi Habluminannas Contoh habluminanas ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna Habluminannas merupakan hubungan manusia dengan sesama manusia. Contoh habluminanas adalah menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, seperti menjaga tali silaturahmi serta saling peduli kepada sesama manusia. Baik habluminallah habluminannas, keduanya perlu dipahami sesama muslim, agar hidup berjalan seimbang antara kehidupan dengan sang pencipta dan juga dengan sesama HabluminallahPedoman habluminallah tertuang dalam Al-Quran surat Ad-Dzuriat ayat 56 yang berisi"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." Qs. Ad-Dzuriat 56.Dalil HabluminananasSedangkan, dalil habluminnas tertuang dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 36 "Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." QS. An-Nisa Ayat 36.Itulah penjelasan mengenai arti habluminallah habluminannas, contoh, beserta dalilnya. Lihat Ilmu Sosbud SelengkapnyaHaditsdi atas mengandung 3 wasiat Nabi yang sangat penting, yakni wasiat tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah ( habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (habluminannas). 1. Perintah Bertakwa kepada Allah Dimanapun Berada. Takwa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengenal tempat.
Bengkalis PRC - Islam mengajarkan keseimbangan. Artinya, meski kita hidup di dunia hanya sementara, dan kehidupan di dunia hanyalah jembatan menuju kehidupan akhirat yang kekal, akan tetapi Islam sama sekali tidak menafikan kebutuhan duniawi kita. Oleh karena itu, dalam Islam dikenal istilah Hablumminallah dan Hablumminannaas, yaitu hubungan vertikal antara manusia dengan Allah sang Pencipta, dan hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya. Pada dasarnya, Hablumminallah maupun Hablumminannaas bukanlah hal yang terpisah, justru keduanya memiliki hubungan saling mempengaruhi dan menjelaskan. Maksudnya adalah ketika hubungan kita dengan Allah sedang baik, intens, dekat, hal itu pasti akan berefek pada hablumminannas kita. Tiba-tiba saja ada orang yang membantu kita menyelesaikan permasalahan yang pelik, hubungan kita dengan keluarga semakin lebih baik, hubungan dengan teman-teman jadi tambah asyik, pokoknya banyak terjadi hal yang seolah magic. Begitu pula sebaliknya, ketika Hablumminallah kita buruk, biasanya akan mempengaruhi hubungan kita dengan sesama manusia, entah itu orang tua kita, sahabat, teman sekelas, teman sekerja, tetangga, bahkan hubungan dengan orang yang tidak kita kenal pun bisa ikut-ikutan buruk! Tiba-tiba saja ada yang mencuri HP kita, atau aib yang selama ini kita tutup-tutupi terbongkar, bahkan hal yang seharusnya tidak jadi masalah malah jadi masalah besar, pokoknya hari-hari terasa susah dan tambah gerah. Hal ini memberikan arti bahwa Hablumminallah mempengaruhi Hablumminannaas. Demikian juga, hubungan kita dengan sesama manusia dapat menjelaskan keadaan hubungan kita dengan Allah. Artinya, ketika kita merasa hubungan dengan keluarga lagi jelek, hubungan dengan rekan sekerja atau teman sekelas juga begitu, tiap kita bicara selalu ada yang keliru, rasanya seluruh dunia menjadi musuh. Bisa jadi... hal tersebut merupakan alarm peringatan bahwa Hablumminallah kita sedang dalam kondisi yang harus segera diperbaiki! Hablumminallah Bagus, Tapi Kok... Pernahkah merasa begini Hablumminallah saya bagus kok, saya shalat tepat waktu, lima kali sehari plus shalat sunah, saya puasa Senin-Kamis, malah kadang puasa Dawud sehari puasa, sehari tidak, ngaji rutin, tapi kok saya tetap bermasalah, hubungan saya sama orang lain tetap buruk. Namanya manusia, kadang bisa menilai diri sendiri lebih tinggi dari yang sebenarnya. Istilah tepatnya Kege-eran! Nah, jangan sampai kita keseringan merasa ge-er. Mentang-mentang dipanggil Ustad, Ustadzah, guru ngaji, sering ngisi taklim ini-itu, hapal berpuluh-puluh juz, atau bolak-balik Mekah tiap tahun, kita jadi menilai hablumminallahkita sudah oke. Jadi kita merasa berhak men-cap Allah tak adil ketika kita ditimpa masalah, ketika hubungan kita dengan sesama manusia memburuk. Oh... tidak! Jangan-jangan ketika shalat, badan kita saja yang lagi "senam", mulut komat-kamit, tapi sesungguhnya hati kita bahkan tidak sadar sedang mengucap apa, persis seperti robot otomatis, baca al-Fatihah dan surat pendek selayaknya hapalan lagu Indonesia Raya, atau mungkin lebih parah. Ketika kita puasa, perut saja yang bisa menahan diri dari makanan, sedangkan lidah masih asyik berdusta, mata masih nyalang memperturutkan nafsu, atau hati berniat puasa untuk sekedar pamer kealiman, atau juga... kita berpuasa karena memang tidak punya uang cukup, jadi puasa supaya berhemat. Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Wah! Atau jangan-jangan... ketika kita beribadah haji, semata-mata dilakukan agar orang-orang tahu kekayaan kita, juga supaya lebih disegani, atau untuk menggugurkan kewajiban naik haji sekali seumur hidup, jika demikian... itu berarti ibadah-ibadah yang kita lakukan hanya untuk membuat diri kita lega saja, bukan benar-benar untuk melaksanakan hablumminallah, tetapi hanya untuk melepaskan beban "wajib". Jadi jangan protes ketika Allah menegur kita lewat manusia lain. Misalnya, ketika kita bicara tidak didengar atau diremehkan oleh orang lain, ketika kita menasehati tidak digubris, ketika meminta tolong tidak dibantu, kita tidak memiliki power terhadap manusia lain. Bisa jadi itu merupakan indikasi adanya sesuatu yang salah dengan ibadah kita belakangan ini. Hubungan kita dengan Allah tidak terjaga. Mungkin kita memakan makanan haram, menggunakan uang dari cara tidak halal, atau melakukan hal yang dilarang oleh Allah, seperti berdusta, berzina, memfitnah, mengkhianati amanah, membangkang pada orangtua, dan lain sebagainya. Hablumminannaas-nya Oke, Padahal Hablumminallah Buruk. Kok Bisa? Hablumminallah saya kayaknya standar, biasa aja, shalat kalau ingat, puasa kalau kuat, tapi hubungan saya sama lingkungan sekitar baik-baik aja tuh! Hablumminannaas saya oke. Sekali lagi, namanya manusia... sering salah menilai, atau istilah pas-nya Tertipu! Makanya hati-hati, jangan sampai kita tertipu! Kita merasa hablumminallah tidak penting-penting amat, karena toh tidak berefek pada hidup sehari-hari, buktinya... hubungan dengan teman-teman tetap mulus, lancar, begitu pula hubungan dengan keluarga, oke-oke saja tuh tanpa masalah, meskipun shalat bolong, baca Quran masih mengeja, yang penting hati baik, lisan kita baik, maka hidup di dunia ini jadi baik juga. Benarkah demikian? Pandangan seperti inilah yang mengkhawatirkan, kita tertipu dengan hablumminannaas yang terlihat oke, sehingga kita lupa bahwa sesungguhnya dari seluruh amalan yang kita lakukan di dunia ini, pertama kali yang akan ditanyakan di padang mahsyar kelak adalah perkara mengenai shalat. Bukan mengenai berapa banyak uang yang disumbangkan untuk amal jariyah, seberapa terkenalnya kita sebagai orang baik hati di jagad raya, melainkan mengenai shalat wajib yang kita lakukan. Apabila shalat wajib tidak mencukupi, bisa ditambal sulam oleh shalat sunah yang kita kerjakan. Lalu, kalau ternyata shalat wajib kita alpa, boro-boro dilakukan... tiap mendengar adzan saja selalu diacuhkan! Kalau begitu bisa-bisa "kebaikan hati" kita kepada semua manusia selama ini juga tidak dapat diterima, karena ternyata ujian saringan awal saja kita tidak lulus. Shalat yang merupakan perkara Hablumminallah adalah syarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar. So, Mana yang Lebih Prioritas? Hablumminallah Dulu, Baru Hablumminannaas! Kita tetap harus memprioritaskan hablumminallah sebelum hablumminannaas. Dalam hal ini, kita bisa melihat dari seruan al-Quran yang selalu mengedepankan "Dirikan shalat!" baru kemudian "Tunaikan zakat!" bukan sebaliknya. Artinya, seberapa pun sibuknya aktivitas sosialmu, jikalau waktu shalat sudah tiba, kedepankanlah shalat. Jangan dengan dalih... ah, saya kan lagi melakukan kebaikan juga, akhirnya shalat kita malah terlalaikan. Namun jangan terjebak menjadikan shalat sebagai aktivitas ritual belaka, yang dilaksanakan karena wajib, bukan karena kesadaran penuh. Kualitas shalat kita ini bisa teruji dari kualitas hubungan sosial kita dengan sesama manusia, seperti yang telah kita bahas di atas. Bahkan, kita mustinya mempelajari shalat lebih dalam dan lebih maknawi dengan membaca buku-buku yang mengupas khusus tentang shalat. Jangan puas sekedar menghapal bacaan dan tata cara shalat, karena perkara shalat bukan masalah sepele. Bayangkan... demi untuk memerintahkan shalat 5 waktu, nabi Muhammad Saw. sampai langsung diutus ke Sidratul Muntaha, menghadap Allah ke langit ketujuh! Bukan main... So, cek kondisi hubungan vertikal kita pada Allah manakala kita merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan hablumminannaas kita! Mudah-mudahan Allah mengampuni kege-eran kita yang merasa hubungan kita dengan-Nya dekat. 2. Hablumminannaas Penting Sebagai Indikator Coba perhatikan bunyi kesaksian kita syahadat! Bukankah harus terdiri dari dua kalimat? Jika kurang satu maka syahadat kita tidak diterima. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Itulah yang tertulis di atas pintu syurga, sebagai syarat memasuki gerbangnya. Lalu, apa sebenarnya peran nabi Muhammad Saw.? Yap, tentu saja sebagai penyempurna akhlak manusia. Baik akhlak kepada Allah, maupun akhlak kepada sesamanya. Kalau begitu jelaslah bahwa hanya menjaga hubungan dengan Allah saja tidak cukup, misalnya dengan bersemedi, bertapa di goa-goa, berpuasa 40 hari dan mengungsi ke atas gunung, terus-terusan shalat dan puasa. Bukan itu yang diminta oleh ajaran agama! Rasulullah Muhammad Saw. merupakan contoh terbaik bagaimana seharusnya kita berhubungan dengan manusia, dengan suami, dengan istri, dengan anak, dengan tetangga, dengan masyarakat, dengan rakyat kecil, bahkan dengan penganut agama lain. “Hablumminannaas inilah indikator penting apakah hablumminallah kita sudah sesuai dengan aturan. Tidak mungkin hablumminallah kita baik jika kita hobi berdebat di masjid membidahkan sesama umat Islam”.
habluminallah) dan akhlak terhadap sesama manusia (habluminannas). Habluminallah ditunjukkan dengan perintah agar kita menjalin hubungan baik kepada Allah dengan cara tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Habluminannas ditunjukkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
PALEMBANG - Ini Arti Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal Alam & Contoh Perilaku Baiknya Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal Alam adalah istilah yang sering kita dengarkan sebagai seorang muslim. Istilah-istilah ini biasanya kita dengar dari ceramah-ceramah dan guru di sekolah. Namun tahukah kamu arti dari 3 istilah ini? • Arti Hasbunallah Wanikmal Wakil, Kerap Diucapkan Baik dalam Keadaan Lapang Maupun Menghadapi Cobaan Berikut Arti Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal Alam Pengertian Hablum Minallah Arti Hablum Minallah حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ adalah Hubungan dengan Allah. Contoh perilaku hablum minallah menurut Imam Ghazali Menunaikan perintah syariat. Rela dengan ketentuan dan takdir serta pembagian rezeki dari Allah SWT. Meninggalkan kehendak nafsunya untuk mencari keridhoan Allah SWT.” • Arti Assabiqunal Awwalun atau Assabigunal Awwalun, Berikut Orang-Orang Pertama yang Masuk Islam Pengertian Hablum Minannas Arti Hablum Minannas حَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ adalah Hubungan dengan sesama manusia. Contoh perilaku hablum minallah menurut Imam Ghazali 1. Saling membantu dengan tetangga 2. Memberi makan anak yatim 3. Mengasihi orang miskin
Jikasetiap muslim memiliki relasi habluminallah dan habluminannas yang baik dan seimbang, maka akan melahirkan kehidupan yang utama di dunia dan akhirat. “Sebaliknya manakala habluminallah dan habluminannas tidak terjalin baik maka terjadi kerusakan dalam kehidupan manusia umat,” kata Radjindra sembari mengutip Quran surah Ali Imran ayat 112.
This study aims to determine the effect of the level of religiosity with charity between NU and Muhammadiyah organizations. This study is also to find out the factors that significantly affect charity between NU and Muhammadiyah organizations. This study uses IFLS data in 2014 with the ordinary least square method. The results of this study indicate that the level of religiosity factor has a positive relationship to the level of charity in the Muslim estimation model, except for Muhammadiyah Muslims, a significant positive relationship occurs in the second model while the others have no significant effect on charity behavior. Abstrak Kajian ini untuk bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas dengan charity antara ormas NU dan Muhamadiyah. Kemudian kajian ini juga untuk mengetahui faktor yang signifikan memengaruhi charity antara ormas NU dan Muhamadiyah. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2014 dengan metode ordinary least square. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor religiusitas tingkat religiusitas memiliki hubungan positif terhadap tingkat charity pada model estimasi muslim, kecuali pada muslim muhammadiyah, berhubungan positif secara signifikan terjadi pada model kedua sedangkan yang lain tidak signifikat berpengaruh perilaku charity. LATAR BELAKANG Sebagai negara mayoritas penduduk Muslim terbesar dunia yaitu sejumlah 216,66 juta penduduk atau dengan persentase muslim sebesar 85 persen dari total populasi BPS, 2015, Indonesia memiliki tantangan yang besar untuk mengatur aspek keagamaan dan sosial. Agama dan sosial sangat berkaitan erat dalam mengatur tatanan kehidupan yang baik. Namun antara badan negara dan dan lembaga swasta, justru tingkat kepercayaan kepada pemerintah dalam hal mengelola dana sosial lebih kecil dibanding lembaga swasta yang mengelolanya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren Volume 1, No. 3, Published Februari 2022, pp. 79-92 79 Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah Muhammad Abdul Rohman1*, Dendy Herdianto2, Nurita Afridiana3 1,2Sekolah Stata, Depok, Jawa Barat 3Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat Abstract This study aims to determine the effect of the level of religiosity with charity between NU and Muhammadiyah organizations. This study is also to find out the factors that significantly affect charity between NU and Muhammadiyah organizations. This study uses IFLS data in 2014 with the ordinary least square method. The results of this study indicate that the level of religiosity factor has a positive relationship to the level of charity in the Muslim estimation model, except for Muhammadiyah Muslims, a significant positive relationship occurs in the second model while the others have no significant effect on charity behavior. Keywords Charity, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama Abstrak Kajian ini untuk bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas dengan charity antara ormas NU dan Muhammadiyah. Kemudian kajian ini juga untuk mengetahui faktor yang signifikan mempengaruhi charity antara ormas NU dan Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2014 dengan metode ordinary least square. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor religiusitas tingkat religiusitas memiliki hubungan positif terhadap tingkat charity pada model estimasi muslim, kecuali pada muslim muhammadiyah, berhubungan positif secara signifikan terjadi pada model kedua sedangkan yang lain tidak signifikan berpengaruh perilaku charity. Kata kunci Charity, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama *Corresponding author LATAR BELAKANG Sebagai negara mayoritas penduduk Muslim terbesar dunia yaitu sejumlah 216,66 juta penduduk atau dengan persentase muslim sebesar 85 persen dari total populasi BPS, 2015, Indonesia memiliki tantangan yang besar untuk mengatur aspek keagamaan dan sosial. Agama dan sosial sangat berkaitan erat dalam mengatur tatanan kehidupan yang baik. Namun antara badan negara dan dan 80 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 lembaga swasta, justru tingkat kepercayaan kepada pemerintah dalam hal mengelola dana sosial lebih kecil dibanding lembaga swasta yang mengelolanya. Terbukti dengan laporan zakat outlook 2017 menyatakan bahwa lembaga amil zakat masil berada posisi tertinggi dalam penyaluran maupun pengumpulan zakat dari pada badan yang terbentuk oleh pemerintah dalam menghimpun dan penyaluran dana zakat tersebut. Sementara itu Dompet Dhuafa Republika DD, yang lebih berpengalaman mengelola dana umat sejak 1994, juga mengalami perkembangan dana umat yang semakin besar, berkat pemanfaatkan teknologi Internet serta praktik penggalangan dana yang baik. Laporan keuangan Yayasan Dompet Dhuafa Republika 2015, penerimaan dana umat mencapai Rp 276,5 miliar. Zakat menjadi penerimaan terbesar, yakni Rp 147 miliar, disusul infak terikat Rp44,5 miliar, dan infak Rp37 miliar. Dari penerimaan itu, total penyaluran nya Rp269 miliar, yang terbesar untuk program kesehatan Rp56 miliar. Berikutnya, program pendidikan Rp51 miliar dan program ekonomi Rp49 miliar.Nusya, 2017. Dengan potensi yang besar ini momentum pemerintah dalam ikut andil dalam mengelolanya sangatlah minim, Tentu pihak swasta yang mengelola memiliki kepercayaan yang kuat dimata masyarakat untuk mengelola dana sosial di Indonesia. Lazis muhammadiyah ,bekerjasama dengan Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian pada Masyarakat LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menemukan potensi filantropi warga Muhammadiyah mencapai Rp 525 miliar. Temuan tersebut diperoleh melalui survei di 11 kota mengenai potensi filantropi di kalangan Muhammadiyah dan kinerjanya secara umum. Sebagai LAZ nasional, Lazismu memiliki peran yang sama dengan LAZ yang lain. Lazismu sejak 2010-2016 mengalami peningkatan. Terhitung sejak 2010 dana zakat yang digalang mencapai Perolehan itu di tahun berikutnya mencapai Rp Sedangkan di 93877645230977568342126405001000150020002500BAZNAS BAZNASKab/kotaBAZNAS Pro LAZGambar 1 Penghimpunan dan Penyaluran Dana Berdasarkan Organisasi Pengelola Zakat Dalam Milyar RupiahSum of penghimpunanSum of penyaluranSumber Dokumentasi Statistik Baznas 2016 Muhammad Abdul Rohman, Dendy Herdianto, Nurita Afridiana Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah tahun 2013, perolehan zakat yang terkumpul sebesar Rp Kenaikan signifikan di tahun-tahun berikutnya mulai terlihat. Di tahun 2014, total penghimpunan yang diperoleh Lazismu sebesar Rp Sedangkan di tahun 2015, ZIS dan donasi lainnya yang dihimpun menembus angka Rp Pada tahun 2016, ZIS terkumpul sebanyak Rp Untuk itu, dapat dicatat bahwa kenaikan rata-rata ZIS setiap tahun, sejak tahun 2010-2016 adalah 24,33 persen. Dari dana ZIS yang terhimpun pada tahun 2016 telah tersalurkan kepada yang berhak menerima sebesar Rp dengan jumlah penerima manfaat sebanyak orang. Jika digabungkan dengan penerima manfaat qurban yang sebanyak maka total penerima manfaat adalah orang. Dengan melihat perkembangan ekonomi nasional dan global di tahun 2017, maka, Lazismu Membuat target program di tahun 2017 adalah pembuatan Kartu Lazismu, Beasiswa 1000 sarjana, Pemberdayaan Ekonomi 1000 UMKM, YOUTH and Social Innovation LAZISMU goes to Campus, pendayagunaan produktif dalam bentuk kandang kambing, Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley. Dua program terakhir yang disebutkan di atas Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley adalah program-program unggulan Lazismu. Maka dalam rangka menatap potensi zakat di tahun 2017, Lazismu memproyeksikan target penghimpunan ZIS sebesar Rp dengan rincian target pertumbuhan ZIS dari tahun sebelumnya sebesar 56 persen. Terkait dengan kebijakan program Lazismu pada tahun 2017, Lazismu menetapkan program-program itu dibidang Pendidikan Save Our School, GN-OTA, Trensains, dan Sejuta sarjana, Ekonomi Tani Bangkit, Sejuta UMKM, Pemberdayaan ekonomi berupa program Youth Entrepreneurship, Bina usaha ekonomi keluarga, dan penyertaan modal BTM, Surya LED, Safaro, Kampung ternak dan Desbumi. Sementara di bidang sosial meliputi Tanggap darurat bencana, Dai Mandiri, Muhammadiyah Aid, Kurban Pak Kumis, dan Mobil klinik. Di bidang inovasi program Lazismu menghadirkan program Indonesia Terang dan Klinik Apung Said Tuhuleley. Di mana sasaran program di tahun 2017 fokus pada sasaran kawasan 3 T terdepan, terluar dan tertinggal. Dalam acara ini Lazismu menghadirkan narasumber seperti Hajriyanto Y. Thohari selaku Ketua PP Muhammadiyah, Regi Wahyu CEO Dattabot/Mediatrac, Hamid Abidin dari PIRAC, dan Hilman Latief, selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu.lazismu, 2017. Dengan begitu pengelolaan dana sosial oleh lazis ormas-ormas memiliki potensi yang besar karena disamping pengelolaannya yang luar biasa juga telah memiliki hati tersendiri di mata masyarakat Indonesia. Isu pengelolaan dana sosial bukan hal baru dan telah diperdebatkan selama beberapa dekade terakhir ini. penelitian yang sudah terjadi oleh Arsyianti & Kassim 2016 menginvestigasi perilaku dermawan di kalangan pendapatan rendah di Ibukota Jakarta. Dalam penelitian ini menjelaskan faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku charity tersebut. 82 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 Sementara itu penelitian Amanta, Rindayati, & Arsyianti,2014 mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi infak rumah tangga adalah kepekaan sosial altruisme, pendapatan serta lamanya mendapatkan pendidikan formal. Penelitian charity ini juga diperbincangkan di Eropa dan USA Mocan & Tekin, 2007. Namun kajian terhadap organisasi masyarakat muslim di Indonesia hingga saat ini masih minim, padahal masyarakat muslim cenderung mengalokasikan charitynya kepada oraganisasi yang dianutnya daripada pemerintah BAZNAS sehingga kajian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertmbangan pemeintah untuk mengambil kebijakan tentang perzakatan di Indonesia Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana pengaruh tingkat religiusitas dengan charity antara ormas NU dan Muhammadiyah. Lalu faktor apa yang significant mempengaruhi charity antara ormas NU dan Muhammadiyah. Penelitian ini berfokus pada perilaku charity penduduk muslim yang beraliran NU dan Muhammadiyah. Dengan begitu hasil penelitian ini diharapkan untuk memberikan saran untuk meningkatkan rasa sosial antara kedua ormas yang berstatus terbesar di Indonesia tersebut. TINJUAN PUSTAKA Charity Teori charity memiliki banyak istilah, seperti infaq/ sedekah Amanta et al., 2014, zakat Alhasanah, 2011, donasi Khanna, Posnett, & Sandler, 1995, premium charityArsyianti & Kassim, 2016 dan lain-lain, model teori yang digunakan pun juga beraneka ragam, Amanta et al., 2014, mengunakan faktor keimanan, penghargaan, altruisme, kepuasaan diri, lama mendapatkan pendidikan dalam tahun , total pendapatan rumah tangga dalam nominal rupiah , jumlah tanggungan orang, dan dummy jenis pekerjaan utama untuk menjelaskan jumlah alokasi infaq / shodaqoh, sementara Arsyianti & Kassim, 2016 menggunakan variabel religiusitas untuk menjelaskan perilaku charity muslim, kemudian Mocan & Tekin2007 lebih ekstrim, dia memasukkan variabel tidak memiliki agama dalam penelitiannya. Pada penelitian ini mencoba menggunakan variabel Jumlah uang yang dialokasikan untuk sumbangan upacara ritual dan hadiah mencakup pernikahan, sunatan, zakat, sedekah, kado dan sejenisnya, pada salah satu pertanyaan kuisiner di data IFLS Nahdhotul Ulama Nahdlatul Ulama didirikan pada 16 Rajab 1344 H 31 januari 1926. Organisasi ini dipimpin oleh Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar. Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi Prinsip Dasar, kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kedua kitab tersebut kemudian diimplementasikan dalam khittah NU yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang Muhammad Abdul Rohman, Dendy Herdianto, Nurita Afridiana Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah sosial, keagamaan dan politik. Organisasi ini bertujuan untuk menegakkan ajaran islam menurut paham kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah negara kesatuan republik indonesia. Untuk mencapai tujuannya tersebut, NU menempuh berbagai jenis usaha di berbagai bidang, antara lain sebagai berikut 1. Di bidang keagamaan, melaksanakan dakwah islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan. 2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luar. Hal ini terbukti dengan lahirnya lembaga-lembaga pendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di pulau jawa bahkan sudah memiliki cabang di luar negeri. 3. Di Bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan. 4. Di bidang ekonomi mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat. Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan badan keuangan lain yang telah terbukti membantu masyarakat. 5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU menganut sikap moderat, mereka cenderung tidak kaku dalam beragama, tidak mudah menghakimi bid’ah, kafir dan label yang lain. Di NU perbedaan pada masalah khilafiyah tidak menjadi perbedaan yang tajam dan cenderung menghargai perbedaan tersebut. Hal ini berbeda dengan ormas Islam yang menganut ideologi transnasional dari Timur Tengah seperti Hizbut Tahrir Indonesia, maupun yang lain. Mereka cenderung kaku dalam beragama, sehingga mudah dipecah belah seperti negara tempat ajaran tersebut tumbuh.Ali & Purwandi, 2017 Muhammadiyah Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis, yang lebih dikenal dengan sebutan Ahmad Dahlan. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912. Ahmad Dahlan adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta yang bertugas sebagai seorang Khatib dan berprofesi sebagai pedagang. Melihat keadaan umat islam yang semakin melenceng dari ajarannya, membuat beliau tergerak untuk melakukan amar ma’ruf dengan mengajak orang-orang ke rumahnya untuk diberikan pemahaman agama. Awal mula dakwah beliau memang tidak mudah, penolakan demi penolakan terus beliau rasakan, hingga pada akhirnya ajakan beliau diterima dan disambut hangat. Profesinya sebagai pedangang membuat 84 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 dakwahnya dapat berkespansi lebih luas dan untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan yang semakin banyak dan meluas maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa. KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934. Adapun hal-hal yang menjadi usaha Muhammadiyah tertulis dalam anggaran rumah tangga pasal 3, yaitu Usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan meliputi 1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan. 2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya. 3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal shalih lainnya. 4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlak mulia. 5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian. 6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas 7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan. 9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri. 10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan. 12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan. 13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat. 14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah Muhammad Abdul Rohman, Dendy Herdianto, Nurita Afridiana Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah Tabel 1. Penelitian Terdahulu Arsyianti & Kassim, 2016 ordinary least squareOLS 2. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer provinsi DKI Jakarta sebesar 101 responden Hutang per pendapatan, daerah, charity per pendapatan berpengaruh signifikan 5% terhadap frequensi pemberian charity sementara itu, pendapatan berpengaruh signifikan 10% ter terhadap frekuensi pemberian charity Hutang per pendapatan, dan pendapatan berhubungan positif dengan terhadap frekuensi pemberian charity kemudian daerah dan charity perincome berkorelasi negatif terhadap frequensi pemberian charity Namun tingkat religiusitas disini berpengaruh positif tidak signifikan terhadap frekuensi pemberian charity ordinary least squareOLS 2. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi infak rumah tangga adalah altruisme, pendapatan serta lamanya mendapatkan pendidikan formal. Ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap besarnya alokasi infak rumah tangga. Sedangkan variabel-variabel yang lainnya seperti keimanan, penghargaan, kepuasaan diri, pekerjaan, dan jumlah tanggungan tidak memiliki pengaruh nyata terdapat alokasi infak rumah tangga Sumber Kompilasi Penyusun METODOLOGI Data penelitian Adapun data penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Data bersumber dari Indonesia Family Life Survey IFLS tahun 2014. Data IFLS sendiri merupakan data survei longitudinal rumah tangga yang ada di Indonesia dari tahun 1993, 1997, 2003, 2007, dan 2014. Untuk 86 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 penelitian ini digunakan data IFLS 2014 sebagai dua survei IFLS yang terbaru lalu dalam mengolah data ini menggunakan software Stata 13 dengan data yang berbentuk data cross section. Model penelitian Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan adaptasi dari model penelitian Arsyianti & Kassim, 2016 tentang perilaku charity rumah tangga yang memiliki pendapatan rendah di DKI Jakarta. Penelitian ini akan diolah menggunakan model ordinary least squareOLS. Adapun model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Dimana Y = jumlah rupiah yan dialokasi untuk dana sosial antara muslim NU dan muhammadiyah = intersep, X1= Jenis kelamin dummy 1 laki-laki, 0 perempuan, X2=usia satuan tahun, X3 =maretak statatus status pernikahan dummy 1 nikah 0belum nikah, X4=tingkat pendidikan tahun, X5=pendapatanRupiah, X6= hutang per pendapatan, X7= religius dummy 1 religius 0tidak religius, = error Tabel 2 Deskripsi Variabel Jumlah uang yang dialokasikan untuk sumbangan Upacara ritual sumbangan dan hadiah Mencakup pernikahan, sunatan,Zakat,sedekah, kado dan sejenisnya dummy 1 laki-laki, 0 perempuan Dummy 1 nikah 0belum nikah Jumlah tahun responden mengenyam pendidikan Penjumlahan Pendapatan pertanian dan non pertanian rumah tangga selama pertahun Muhammad Abdul Rohman, Dendy Herdianto, Nurita Afridiana Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah Jumlah Hutang rumah tangga selama setahun dibagi dengan pendapatan selama setahun Religius dummy 1 religius 0tidak religius, Dikatakan religius jika responden melakukan sholat minimal 5 kali sehari dikatakan dan tidak religius begitu sebaliknya. Sumber Kompilasi Penyusun Tabel 3 Hipotesis Penelitian X1= Jenis kelamin dummy 1 laki-laki, 0 perempuan, X3 =marstat status pernikahan dummy 1 nikah 0belum nikah, X4=tingkat pendidikan tahun, X6= hutang per pendapatan, X7= religius dummy 1 religius 0tidak religius, Sumber Hasil Analisis Penyusun PEMBAHASAN Hasil penelitian Pada tabel dibawah ini, disajikan tabel hasil estimasi OLS ordinary least square pada perilaku charity muslim. Pada model 1 adalah perilaku charity untuk muslim indonesia secara umum, model 2 adalah faktor perilaku charity muslim NU Nahdlatul Ulama, pada model 3 adalah faktor perilaku charity pada muslim Muhammadiyah dan model 4 adalah faktor perilaku charity untuk muslim ormas lainnya, maksud lainnya disini selain muslim NU dan muhammadiyah. Berikut hasil estimasi dengan variabel dependen adalah ln_jumlah charity sebagai berikut 88 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 Tabel 4 Estimasi Model Alokasi Charity Muslim Charity Muslim Nahdhotul Ulama Charity Muslim Muhammadiyah Dalam kurung adalah standart eror, Tingkat signifikansi *** p< ** p< * p< Sumber Hasil Analisis Berdasarkan hasil regresi diatas menunjukkan perbandingan perilaku charity muslim Indonesia secara umum, NU Nahdhotul Ulama, Muhammadiyah dan ormas lainnya. Pada hasil estimasi menunjukkan bahwa jenis kelamin, status pekerjaan formal, umur, Marstat status pernikahan, educyrtingkat pendidikan, tingkat religius, pendapatan dan debt per income berpengaruh terhadap perilaku menyumbang charity masyarakat muslim Indonesia, NUNahdhotul Ulama, Muhammadiyah dan ormas lainnya. Masing-masing model memiliki karakteristik yang berbeda-beda, Meskipun masing-masing model memiliki R-square yang kecil, model ini cukup menjelaskan perilaku charity muslim Indonesia Pada faktor jenis kelamin berpengaruh negatif secara signifikan terhadap jumlah charity . Muslim laki-laki cenderung akan mengurangi jumlah charity secara tidak signifikan dari pada perempuan, kecuali pada model muslim lainnya justru perempuan secara signifikan menambah perilaku charity . Temuan ini sejalan dengan penelitian oleh Arsyianti & Kassim, 2016, dan mecan et al2007, yang menunjukkan bahwa muslim laki-laki cenderung mengurangi jumlah charity nya. Muhammad Abdul Rohman, Dendy Herdianto, Nurita Afridiana Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah faktor status pekerjaan formal dan non formal berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah alokasi charity muslim. Pada model 1, 2 dan 4 ini menunjukkan hubungan positif terhadap perilaku charity seorang muslim, namun model 4 ini secara tidak signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku charity . Hal ini berarti semakin masyarakat bekerja di sektor formal justru menambah kepedulian untuk berbagi dengan yang lain, berbeda dengan model 3 menunjukkan hubungan negatif namun tidak signifikan terhadap jumlah alokasi charity . Menurut hasil survey Muallidin2017 Pada muslim muhammadiyah cukup dominan dalam penelitian ini adalah pegawai swasta, diikuti oleh pegawai negeri sipil dan pensiunan. Pegawai swasta yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian diantaranya bekerja di dalam amal usaha Muhammadiyah, baik sebagai guru maupun dosen. Sehingga sebagian besar dari mereka bekerja di sektor formal, pada akhirnya pekerjaan formal/ non formal tidak mempengaruhi mereka untuk charity Sumber Survey LAZISMU 2017 diolah oleh peneliti Temuan hubungan negatif ini serupa dengan hasil penelitian Amanta et al., 2014 yang menyatakan bahwa seseorang yang bekerja sebagai Perangkat desa pemerintahan sektor formal memiliki hubungan negatif terhadap perilaku charity nya Pada faktor umur menunjukkan hubungan positif terhadap perilaku donasi muslim. Temuan ini terjadi secara signifikan di semua model, hal ini berarti semakin bertambah usia muslim NU, muhammadiyah maupun ormas lainnya maka semakin tinggi juga tingkat alokasi charity muslim tersebut. Hal ini sesuai dengan temuan Arsyianti & Kassim 2016; Mocan & Tekin, 2007 yang menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur maka semakin memberi kesadaran seseorang untuk peduli dengan yang lain. Pada faktor status pernikahan, nikah dan tidak nikahnya seorang muslim berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku berdonasi seorang muslim. Temuan ini hanya terjadi pada muslim Indonesia keseluruhan dan muslim NU nahdlatul ulama. Sementara pada muslim muhammadiyah dan muslim ormas lainnya berpengaruh tidak signifikan terhadap perilaku charity . 2. Persentase Persebaraan Pekerjaaan Muslim Muhammadiyah Mahasiswa Wirausaha Pensiunan Pegawai SwastaIbu Rumah Tangga Professional PNS Lainnya 90 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 Temuan ini bertentangan dengan penelitian Arsyianti & Kassim, 2016, menurut Arsyianti & Kassim, 2016 menyatakan bahwa status pernikahan memiliki hubungan negatif terhadap perilaku charity seseorang, namun temuan ini tidak signifikan secara statistic. Pada faktor tingkat pendidikan, lama seorang muslim menempuh pendidikan ternyata berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku charity seorang muslim, semua model menunjukkan secara signifikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin meningkatkan tingkat charity , Bukan hanya muslim salah satu inisiasi ormas aja namun semua muslim ormas di Indonesia. Temuan ini sejalan dengan Amanta et al., 2014; Arsyianti & Kassim, 2016; Mocan & Tekin, 2007 yang menyatakan bahwa peningkatan lama pendidikan sesorang secara signifikan akan menambah kepedulian mereka untuk berperilaku charity kepada yang lain. Pada faktor debt per income ini menunjukkan hubungan positif terhadap tingkat alokasi charity seorang muslim. Pada temuan ini terjadi signifikan hanya pada model 1 dan model 2. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat hutang seseorang akan membuat mereka untuk peduli untuk berdonasi. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Arsyianti & Kassim, 2016 yang menyatakan bahwa debt per income memiliki hubungan positif secara signifikan dengan perilaku charity Pada faktor religiusitas terdapat hal yang menarik, pada kasus ini tingkat religiusitas memiliki hubungan positif terhadap tingkat charity pada model estimasi muslim, kecuali pada muslim muhammadiyah, berhubungan positif secara signifikan terjadi pada model 2 sedangkan yang lain tidak signifikan berpengaruh perilaku charity , lalu pada muslim muhammadiyah berhubungan negatif tidak signifikan, menurut hasil survey lazis muhammadiyah tahun 2015 sekitar 2,4 % responden berpendapat bahwa agama bukan faktor yang sangat penting dalam berkehidupan di dunia ini karena mereka lebih melihat aspek lain dari kehidupan di luar agama yang mempengaruhi sikap mereka dalam berderma. Mereka yakin bahwa dengan melakukan program berderma akan mendapatkan kepuasan batin. Bila kepuasan batin sudah terpenuhi maka mereka akan meningkatkan jumlah donasinya. Dengan demikian, hal ini mengisyaratkan bahwa tradisi berderma umumnya masih terbentuk oleh subjektivitas psikologis dari para dermawan, khususnya terkait dengan kepuasan batin. Sedangkan alasan mengapa hubungan religiusitas muslim nu dan perilaku charity positif secara signifikan adalah menurut hasil survei alvara di jawa timur yang mayaoritas adalah muslim NU menyatakan sebanyak 96,2% bahwa muslim NU masih mempertahankan ritual keagamaan tahlilan, yasinan, dan manaqib dan lain-lain, dimana pada acara tersebut memberikan peluang kepada jamaah untuk menyumbangkan sebagian rezekinya kepada sesama. Temuan ini selaras dengan hasil penelitian Arsyianti & Kassim, 2016 yang menyatakan bahwa religiusitas berpengaruh secara positif terhadap tingkat charity seseorang. Sementara menurut Mocan & Tekin, 2007 menyatakan bahwa seseorang yang tidak memiliki agama berhubungan negatif terhadap perilaku donasi, sedangkan hasil penelitian Amanta et al., 2014 faktor keimanan memiliki hubungan negatif secara tidak signifikan terhadap perilaku charity seseorang. Muhammad Abdul Rohman, Dendy Herdianto, Nurita Afridiana Habluminallah and Habluminannas Perilaku Charity antara Muslim Nahdlatul Ulama And Muhammadiyah KESIMPULAN Dari hasil penelitian, Jenis kelamin berpengaruh negatif secara signifikan terhadap jumlah charity . Muslim laki-laki cenderung akan mengurangi jumlah charity secara tidak signifikan dari pada perempuan, kecuali pada model muslim lainnya justru perempuan secara signifikan menambah perilaku charity. Faktor status pekerjaan formal dan non formal berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah alokasi charity muslim. Pada model 1, 2 dan 4 ini menunjukkan hubungan positif terhadap perilaku charity seorang muslim, namun model 4 ini secara tidak signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku charity. Sedangkan untuk model 3 menunjukkan hubungan negatif namun tidak signifikan terhadap jumlah alokasi charity. Untuk faktor umur menunjukkan hubungan positif terhadap perilaku donasi muslim. Sedangkan status pernikahan, nikah dan tidak nikahnya seorang muslim berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku berdonasi seorang muslim. Temuan ini hanya terjadi pada muslim Indonesia keseluruhan dan muslim NU nahdlatul ulama. Sementara pada muslim muhammadiyah dan muslim ormas lainnya berpengaruh tidak signifikan terhadap perilaku charity. Pada faktor tingkat pendidikan, lama seorang muslim menempuh pendidikan ternyata berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku charity seorang muslim, semua model menunjukkan secara signifikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin meningkatkan tingkat charity, Bukan hanya muslim salah satu inisiasi ormas aja namun semua muslim ormas di Indonesia. Pada faktor debt per income ini menunjukkan hubungan positif terhadap tingkat alokasi charity seorang muslim. Pada temuan ini terjadi signifikan hanya pada model 1 dan model 2. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat hutang seseorang akan membuat mereka untuk peduli untuk berdonasi. Pada faktor religiusitas tingkat religiusitas memiliki hubungan positif terhadap tingkat charity pada model estimasi muslim, kecuali pada muslim muhammadiyah, berhubungan positif secara signifikan terjadi pada model 2 sedangkan yang lain tidak signifikan berpengaruh perilaku charity Sebaiknya pihak –pihak yang terlibat di dalam penelitian ini baik pemerintah maupun ormas-ormas yang ada di Indonesia untuk memperhatikan variabel manakah yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi perilaku charity seseorang sehingga dana sosial yang terkumpul di dalam masyarakat bisa fokus terhadap faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tindakan seseorang dalam berderma saja. Untuk faktor yang memiliki tingkat signifikansi rendah atau bahkan negatif sebaiknya tidak menjadi prioritas utama. Ormas-ormas yang ada di Indonesia baik NU, Muhammadiyah, maupun ormas lainnya, memahami secara baik manakah potensi yang dapat dikembangkan dari tingkat literasi masyarakat terhadap ormas yang bersangkutan. Sehingga hasil yang dirasakan juga dapat lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Alhasanah, I. M. 2011. Pemilihan Tempat Membayar Zakat Studi Kasus Kabupaten Brebes . Ali, H., & Purwandi, L. 2017. Indonesia Middle class Muslim. Tebet, Jakarta selatan. 92 Asyafina Journal Jurnal Akademik Pesantren, Volume 1, No. 3, Februari 2022, pp. 79-92 Amanta, M. V., Rindayati, W., & Arsyianti, L. D. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Infak Rumah Tangga Studi Kasus di Desa Pasir Eurih , Kecamatan Tamansari , Kabupaten Bogor Analysis of Factors Affecting the Charity Allocation of Household Case Study in Pasir Eurih Village , Tamansari. Jurnal Al-Muzara’ah, 21, 35–48. Arsyianti, L. D., & Kassim, S. 2016. Regular charity giving behaviour among low- income households in Indonesia. Intellectual Discourse, 124, 133–156. Retrieved from Khanna, J., Posnett, J., & Sandler, T. 1995. Charity donations in the UK New evidence based on panel data. Journal of Public Economics, 562, 257–272. lazismu. 2017. Outlook Lazismu 2017, Optimalisasi Zakat menuju Indonesia Berkemajuan lazismu. Retrieved September 16, 2017, from Lazizmu. 2015. Perilaku Dan Potensi Filantropi Warga Muhammadiyah Survei di 11 Kota Besar di Indonesia . Mocan, N., & Tekin, E. 2007. The determinants of the willingness to donate an organ among young adults evidence from the United States and the European Union. Social Science & Medicine 1982, 6512, 2527–38. Nusya, A. 2017. Pengumpulan Dana Sosial Via Online Berkembang di Indonesia. Retrieved September 16, 2017, from Mustika IriantiSiti Fatihaturrahmah Al. JumrohThe purpose of this study is to evaluate the Muhammadiyah people's altruism and generosity during the Covid-19 pandemic in the Sorong district using Lazismu. In this case, one of the Muhammadiyah Amil Zakat and Alms Institutions, often referred to as Lazismu, has been instrumental in raising locals' knowledge of the need of dispersing aid from zakat and alms. Despite Lazismu's zeal for carrying out its operations, there are still many Muhammadiyah members' support mechanisms for other Muhammadiyah members that need to be scrutinized, since they haven't entirely made room for Lazismu to function effectively. This study's implementation took place at Lazismu, Sorong Regency. Sources of data were obtained from Muhammadiyah members who contributed to Lazismu. The method used is the qualitative method. Researchers see the existing phenomena related to the generosity of Muhammadiyah residents through Lazismu. Based on the results of research and data analysis conducted, it can be concluded that the level of generosity through Lazismu is very untuk menyelenggarakan penelitian survei ini muncul sejak beberapa tahun silam seiring dengan semakin berkembangnya Lazismu sebagai amil zakat di pentas nasional. Sebagai sebuah lembaga amil zakat nasional yang sudah berdiri lebih dari satu dasawarsa, yaitu sejak tahun 2002, Lazismu telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, setidaknya bila ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek jejaring kelembagaan dan aspek model manajemen can a person in financial difficulty solve his problems? Islam gives the paradoxical solution of giving charity the more you give, the more you get. Low-income earners should be encouraged to give charity as a means to free themselves from financial difficulties. This paper investigates the charity giving behaviour of low-income groups using an empirical study of factors affecting their regular charity giving. A total of 101 low-income households with monthly incomes of around USD80 in Jakarta were interviewed using the administered questionnaire approach. The data were analysed using logistic regression. The results highlight specific factors that significantly influence regular charity giving behaviour among the low-income households in Indonesia. This study hopes to provide important inputs to the relevant authorities and society on how to educate low-income households to manage their financial Mocan Erdal TekinThe total value of life lost due to death because of waiting for an organ transplant was close to $5 billion in 2006 in the United States, and the excess demand for organs has been increasing over time. To shed light on the factors that impact the willingness to donate an organ, we analyze individual-level data from the United States and the European Union collected in 2001-2002. The rate of willingness to donate an organ is 38% among young adults in the US, and it is 42% in Europe. Interesting similarities emerge between the US and Europe regarding the impact of gender, political views and education on the willingness to donate an organ. In the US, Blacks, Hispanics and Catholics are less likely to donate. In Europe, individuals who reveal that they are familiar with the rules and regulations governing the donation and transplantation of human organs are more likely to donate. In both data sets, individuals who had some encounter with the health care sector-either through a recent emergency room visit in the US, or perhaps because of a long-standing illness in the EU, are more likely to become organ donors. Mother's education has a separate positive impact. These results point to some avenues through which organ donation propensities can be enhanced and organ shortages can be Middle class MuslimH AliL PurwandiAli, H., & Purwandi, L. 2017. Indonesia Middle class Muslim. Tebet, Jakarta donations in the UK New evidence based on panel dataJ KhannaJ PosnettT SandlerKhanna, J., Posnett, J., & Sandler, T. 1995. Charity donations in the UK New evidence based on panel data. Journal of Public Economics, 562, 257-272. Dana Sosial Via Online Berkembang di IndonesiaA NusyaNusya, A. 2017. Pengumpulan Dana Sosial Via Online Berkembang di Indonesia. Retrieved September 16, 2017, from
KonsepAl-Insan Secara umum, kata al-Insan berarti manusia. Dalam Al-Quran, kata al-Insan disebutkan sebanyak 331 kali dengan bentuk kata yang berbeda. Beberapa ahli bahasa arab menyatakan bahwa asal kata al-insan adalah insiyan yang berakar kata ins yang berarti sesuatu yang tampak dan jinak.Makna sesuatu yang tampak ditemukan konteksnya di dalam Al-Quran,
Oleh Newisha Alifa AGAKNYA, hari ini kita semua perlu melek sedikit tentang urgensi Habluminannas dalam kehidupan bermasyarakat. Ibadah gak melulu perkara sholat, shaum, zakat, haji dan hal-hal yang sifatnya ritual’. Apapun yang kita lakukan sepanjang diniatkan untuk mencari Ridho Allah, mengikuti aturan-aturannya, In Syaa Allah akan bernilai ibadah juga. Seringkali kita terlampau sibuk dengan berbagai aktivitas ibadah kita. Tilawah sehari bisa lima juz. Sholat sunnah, diborong semua. Shaum senin kamis jalan terus. Sedekah pol-polan. Ehhh, giliran sama tetangga kok pelit? Giliran disuruh matiin asep rokok aja, harus melotot dulu. Giliran di angkot, diminta geser dikit aja langsung manyun. Giliran urunan buat teman kerja yang sakit, susahnya minta ampun. Ketika bersuara, yang keluar kata-kata menyakitkan. Sekalinya diam, ngambek, ngeliatin orang yang dianggapnya gak sealim dia dengan mata sinis merendahkan. Astaghfirullah… Astaghfirullah… Astaghfirullah… Lantas, Apa kabar akhlaq? Ketika ditegur, diabaikan. Toh yang menegur, dianggap tidak sepadan dengannya. Ehh pas diomongon di belakang, langsung nyari dalil tentang bahaya ghibah dan pentingnya menjaga harga diri sesama muslim. Padahal boleh jadi, orang bersikap demikian karena kita gagal menjaga sikap. Kita terlalu angkuh, merasa dengan semua amal ibadah kita yang extra itu, lantas bisa petantang-petenteng merendahkan orang lain. Luput dari ingatan kita, bagaimana Rasulullah Saw tetap berdiri ketika ada jenazah seorang Yahudi yang lewat di hadapan Beliau. Sebagai tanda Rasulullah Saw memanusiakan manusia’ siapapun dia. Dunia ini sudah terlalu banyak manusia-manusia egois, Dunia ini sudah penuh dengan kebencian dan dendam … Janganlah kita menambah populasi manusia-manusia seperti itu. Ramahlah terhadap orang lain. Peka terhadap keperluan orang lain. Jaga perasan satu sama lain. Tak peduli, siapapun dia. Kastanya apa? Karena kita tidak pernah tahu suatu saat ketika musibah menyapa kita, siapa yang Allah kirimkan untuk jadi penolong kita. Karena kita tidak pernah tahu, mungkin musibah datang dari do’a-do’a orang yang tanpa sengaja, telah kita aniaya. Atau sebaliknya, berbagai berkah dalam hidup kita berawal dari do’a orang-orang yang terkesan dengan perangai kita yang baik dan ramah. []
Meskipundalam perjalanan dakwahnya beliau mendapatkan cacian dan hinaan, namun beliau tetap sabar dan tidak membalasnya. Semoga kita semua termasuk umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang senantiasa memperbaiki adab dan akhlak setiap hari, baik itu hubungan dengan Allah (habluminallah) ataupun hubungan dengan manusia (habluminannas).MenurutHelen, produk Nathso telah mengantongi izin BPOM, sertifikasi halal MUI dan ISO. Dia pun berharap, Nathso bisa membantu wanita menjadi lebih sehat, menjadi terbaik, dan menjadi berkat untuk keluarga maupun peran lain yang dimiliki. "Wanita berperan sebagai tonggak dan manpower dalam keseharian keluarga untuk memenuhi kebutuhan suami dan ArtikelTerbaru arti habluminallah - Habluminannas dimaknai secara bahasa artinya hubungan dengan manusia sedangkan Habluminallah artinya hubungan dengan Allah.
.